Rabu, 03 Februari 2016

Kisah Nafsu Yang Tidak Mau Menurut Pada Perintah Allah S.W.T.

Dalam sebuah kitab karangan ‘Utsman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syaakir Alkhaubawiyi, seorang ulama yang hidup pada abad ke 13 Hijriyah, menerangkan bahwa sesungguhnya Allah S.W.T. telah menciptakan akal, maka Allah S.W.T. berfirman, “Wahai akal menghadaplah engkau”. Maka akal pun menghadap kehadapan Allah S.W.T., kemudian Allah S.W.T. berfirman, “Wahai akal berbaliklah engkau !”, lalu akal pun berbalik. Kemudian Allah S.W.T. berfirman lagi, “Wahai akal ! Siapakah Aku ?”. Lalu akal pun berkata, “Engkau adalah Tuhan yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu yang tidak berdaya dan lemah”.

Lalu Allah S.W.T. berfirman, “Wahai akal, tidak Ku ciptakan makhluk yang lebih mulia daripada engkau”.

Setelah itu Allah S.W.T. menciptakan nafsu, dan berfirman kepadanya, “Wahai nafsu, menghadaplah kamu !”. Nafsu tidak menjawab, sebaliknya mendiamkan diri. Kemudian Allah S.W.T. berfirman lagi, “Siapakah engkau dan siapakah Aku ?”. Lalu nafsu berkata, “Aku adalah aku, dan Engkau adalah Engkau”.

Setelah itu Allah S.W.T. menyiksanya dengan neraka Jahim selama 100 tahun, dan kemudian mengeluarkannya. Kemudian Allah S.W.T. berfirman, “Siapakah engkau dan siapakah Aku ?”. Lalu nafsu berkata, “Aku adalah aku dan Engkau adalah Engkau”.

Lalu Allah S.W.T. menyiksa nafsu itu dalam neraka Juu’ selama 100 tahun. Setelah dikeluarkan maka Allah S.W.T. berfirman, “Siapakah engkau dan siapakah Aku ?”. Akhirnya nafsu mengakui dengan berkata, “Aku adalah hamba-Mu dan Engkau adalah tuhanku”.

Dalam kitab tersebut juga diterangkan bahwa sebab itulah maka Allah S.W.T. mewajibkan puasa.

Dalam kisah ini dapatlah kita mengetahui bahwa nafsu itu adalah sangat jahat oleh karena itu hendaklah kita mengawal nafsu itu, jangan biarkan nafsu itu mengawal kita, sebab kalau dia yang mengawal kita, maka kita akan menjadi binasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar